DIES NATALIS KE-59, FEB UNTAG SURABAYA GELAR TALKSHOW G20

Jumat,16 September 2022 - 14:21:11 WIB
Dibaca: 169 kali

Posisi Indonesia sebagai tuan rumah presidensi G20 dianggap berdampak pada sektor perekonomian. Hal tersebut dibahas dalam Talkshow yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (BEM FEB Untag) Surabaya dan menjadi serangkaian dari Dies Natalis FEB Untag Surabaya ke-59 tahun di Auditorium Gedung Kantor Pusat lt. 6.

 

Mengusung tema ‘Economic Development Strategy Towards G20 in Indonesia’ ini turut menghadirkan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur - Arumi Bachsin Emil Dardak dan Pelaku UMKM, Direktur Belikopi - Fariz Julinar Maurisal. Peserta dalam kegiatan ini adalah para dosen, pejabat struktural,dan mahasiswa lintas prodi/Angkatan.

 

Dalam sambutannya, Dekan FEB Untag Surabaya - Dr. Slamet Riyadi, M.Si., Ak., CA. mengapresiasi para panitia talkshow. “Sukses dan salut untuk panitia. Hari ini bisa mendatangkan pakarnya, semoga bisa mendapatkan ilmu bermanfaat,” katanya. Slamet mengatakan bahwa tema yang diambil senada dengan kiprah FEB Untag Surabaya yang terus melebarkan sayap. “Untag Surabaya terbuka luas untuk globalisasi. Di kancah akademik, target kami (FEB Untag Surabaya) adalah bisa berjalan di konteks ASEAN. Kami juga sudah mengikuti international conference,” imbuhnya.

 

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur - Arumi Bachsin Emil Dardak yang hadir sebagai pemateri menyebutkan bahwa G20 bukanlah hal yang tabu dan justru bisa menjadi peluang bagi Indonesia. “Sayangnya, kesenjangan masyarakat kita masih tinggi, terutama dalam pendidikan dan kelas ekonomi,” sebutnya. Arumi menegaskan bahwa kesenjangan tersebut harus ditutupi dengan potensi yang dimiliki. “Jangan sampai jadi kelemahan kita. Kita bisa memanfaatkan teknologi efisien dan berkolaborasi,” tegasnya.

 

Sementara itu Arumi juga mengaku bahwa usaha mikro, kecil dan menengah juga menjadi salah satu penopang perekonomian. “Tulang punggung perekonomian Jawa Timur 60% ada di UMKM. Apalagi apresiasi masyarakat pada produk lokal makin tinggi tapi terdampak karena perubahan perilaku masyarakat,” ujarnya. Arumi berharap, kehadiran G20 di Indonesia dapat dimanfaatkan oleh UMKM. “Saya berharap pelaku UMKM mempersiapkan diri mengikuti presidensi G20 Oktober mendatang. Acara tersebut juga menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk memperkenalkan sekaligus mengembangkan produk-produknya,” harapnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Belikopi - Fariz Julinar Maurisal setuju bahwa presidensi G20 dapat menjadi peluang bagi UMKM. “Tentu kehadiran G20 di Indonesia berperan positif. Belikopi selaku UMKM tentu termotivasi bagaimana agar kompetitif menghadapi persaingan di tengah G20 ini,” katanya. Fariz menegaskan bahwa pelaku UMKM harus mempersiapkan diri agar bisa bersaing. “Produk dan harga jual, itu yang harus diperhatikan. Mempersiapkan produk lebih proper juga penting,” tegasnya.

Pebisnis asal Lamongan ini menuturkan bahwa dirinya perlu belajar belasan tahun untuk bisa membesarkan Belikopi. “Sebelum Belikopi, saya sudah 16 tahun di bakery dengan 26 cabang. Tiga tahun lalu ada peluang di perkopian yang disukai warga Indonesia dan terus berkembang hingga tahun depan buka luar pulau, Sulawesi dan Kalimantan,” tuturnya. Ciri khas produk, lanjut Fariz menjadi poin penting untuk bisnis. “Tidak ada yang instan, perjuangan 16 tahun membuahkan hasil karena punya ciri khas. Untuk calon pebisnis, asah terus yang dijadikan diferensiasi produk,” tukasnya.


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya