No-Code dan Low-Code Platform sebagai Inovasi Akses Teknologi untuk Wirausahawan

Jumat,25 Juli 2025 - 14:08:12 WIB
Dibaca: 27 kali

Dalam era digital yang kian berkembang, teknologi telah menjadi elemen krusial dalam menunjang daya saing wirausaha. Namun, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi teknis, khususnya dalam pemrograman, masih menjadi tantangan bagi banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Di tengah tantangan tersebut, platform no-code dan low-code hadir sebagai inovasi yang memungkinkan pelaku usaha membangun sistem digital secara mandiri, cepat, dan efisien.

No-code platform merujuk pada perangkat lunak yang memungkinkan penggunanya untuk membuat aplikasi tanpa harus menulis kode pemrograman secara manual. Sementara itu, low-code platform memberikan kemudahan serupa namun tetap menyertakan komponen pemrograman ringan untuk fleksibilitas lebih lanjut (Forrester, 2021). Keduanya bertujuan untuk memberdayakan pengguna non-teknis dalam proses transformasi digital.

Bagi wirausahawan, keberadaan platform ini menawarkan beberapa manfaat strategis. Pertama, proses pengembangan aplikasi menjadi lebih singkat, memungkinkan validasi ide bisnis secara cepat (time-to-market). Kedua, platform ini mengurangi ketergantungan terhadap pengembang profesional, sehingga menghemat biaya operasional. Ketiga, wirausahawan memiliki kendali lebih terhadap perubahan sistem, menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis yang dinamis (Gartner, 2022).

Dalam konteks UMKM di Indonesia, pemanfaatan teknologi berbasis no-code dan low-code dapat mempercepat digitalisasi tanpa hambatan keahlian teknis. Beberapa contoh penerapannya antara lain penggunaan Airtable untuk manajemen inventaris, Glide untuk membuat aplikasi pemesanan, dan Webflow untuk membangun website bisnis tanpa harus menguasai HTML/CSS. Inisiatif-inisiatif ini menunjukkan bagaimana platform tersebut membuka akses yang lebih inklusif terhadap inovasi digital.

Secara konseptual, platform ini turut mendukung agenda literasi digital dan kemandirian teknologi di kalangan wirausahawan, serta sejalan dengan prinsip teknologi yang bersifat user-centric dan cost-effective. Dalam jangka panjang, adopsi teknologi ini berpotensi menciptakan ekosistem kewirausahaan digital yang lebih resilien, adaptif, dan kompetitif secara global.


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya