UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA SIAP MEDUKUNG DALAM PELESTARIAN PENGHIJAUAN LINGKUNGAN

Kamis,26 Mei 2022 - 10:30:20 WIB
Dibaca: 168 kali

Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sebagai pemenang Eco Campus menaruh perhatian khusus terhadap isu-isu lingkungan hidup. Bersama Laksono Wibowo – pegiat dan pemerhati lingkungan hidup, Yayasan 17 Agustus 1945 (YPTA) melalui Untag Surabaya menyelenggarakan diskusi penghijauan kaldera dan kawasan Gunung Bromo pada Senin (9/5).

Acara yang dipimpin langsung oleh Pembina YPTA - Bambang DH dan didampingi Pengurus YPTA - J Subekti mengajak seluruh sektor baik pemerintahan, swasta, maupun perguruan tinggi untuk bersinergi dalam rangka mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting a more sustainable recovery) khususnya di kaldera dan kawasan Gunung Bromo. Diskusi lingkungan yang digelar secara langsung di Ruang Rapat YPTA lt.2 Gedung Pusat Perkantoran Untag Surabaya yang turut menghadirkan langsung pihak terkait diantaranya Stafsus Gubernur Jawa Timur – Trisnadi, Manager Perencanaan PDAM Surabaya – Palupi Wikandari, Kasi Unit Umbulan PDAB Jatim – Ibrahim Sahara, Agus S. - Kasi LH PDAB Jatim, dan perwakilan Taruna Merah Putih.

Menilik dari sejarah, kaldera serta lautan pasir Bromo yang memiliki luas 5,920 hektar ini terjadi karena adanya letusan dari dua gunung yang saling berhimpitan. Letusan ini menjadikan materi vulkanik yang terlempar dan menumpuk memiliki sumber mineral alami yang baik bagi tubuh maupun ekosistem. Hal ini terbukti dari kualitas sumber air umbulan yang berasal dari Kawasan bromo-Tengger-Semeru dikenal sebagai mata air dari surga. “Air yang berasal dari mata air umbulan ini memiliki kualitas nomor satu, karena tingkat kekeruhannya tidak ada atau sangat jernih dan dikenal sebagai mata air dari surga. Konon katanya air umbulan ini tidak berasal dari sekitar umbulan melainkan berasal dari lautan pasir bromo,” jelas Palupi.

Sementara itu, Bambang DH mengatakan dalam beberapa tahun terakhir timbul permasalahan dimana terjadi penurunan debit air umbulan karena rusaknya lingkungan dan hutan yang menjadi catchman area (daerah tangkapan). “Pada tahun 2017 Debit air umbulan mengalami penurunan dari 6.000 liter per detik menjadi 3.500 liter per detik karena rusaknya daerah tangkapan,” pungkas Bambang DH.

Sejalan dengan hal tersebut, ahli mangrove asal Jawa Timur – Laksono Wibowo membawa misi untuk menghijaukan kembali kaldera dan kawasan Bromo tersebut disambut baik oleh Kasi Unit Umbulan PDAB Jatim dan Manager Perencanaan PDAM Surabaya. Selaku stakeholder yang terkait, mereka setuju guna menyelesaikan isu lingkungan khususnya penurunan debit air umbulan melalui reboisasi. Pada pertemuan diskusi selanjutnya, akan direncanakan menggelar diskusi mengenai teknis penghijauan area Bromo.

Menyambut hal tersebut, Gubernur Jawa Timur – Khofifah Indar Parawansa melalui stafsusnya - Trisnadi memberikan apresiasi luar biasa dan siap mendukung upaya penghijauan kaldera dan kawasan Gunung Bromo ini. “Alhamdulillah Bu Gubernur menanggapi serius berkaitan dengan diskusi pada hari ini dan telah berkoordinasi dengan kapolda dan pangdam untuk persiapan penghijauan,” ujar Trisnadi.

Trisnadi juga berharap dengan adanya diskusi ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya generasi muda. “Generasi muda diharapkan ikut berperan aktif mejawab isu-isu lingkungan serta meningkatkan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintahan maupun swasta dalam realisasi pelestarian lingkungan melalui penghijauan kaldera dan kawasan bromo ini,” pungkasnya. berencana untuk menggelar kembali diskusi selanjutnya dengan membahas teknis penghijauan area Bromo.


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya