UNTAG SURABAYA RAYAKAN HARI RAYA NYEPI

Jumat,24 Maret 2023 - 10:38:57 WIB
Dibaca: 109 kali

Lengkungan batang bambu berukuran tinggi dan lengkap dihias dengan daun kelapa muda yang dibentuk secara khusus ini disebut penjor. Terdapat dua Penjor dan kain poleng yang berdiri menghiasi sudut gapura Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Pemandangan ini kita jumpai saat Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu terutama di lingkungan civitas academica Untag Surabaya.

 

Hari besar yang diperingati setiap satu tahun sekali dengan tujuan memohon ke hadapan Tuhan untuk menyucikan manusia dan alam semesta ketika memasuki pergantian Tahun Saka. Ketua Unit Kegiatan Kerohanian Hindu (UKKH) Untag Surabaya - Anak Agung Istri Suwandewi menyebutkan dalam perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu melakukan Catur brata penyepian yang wajib dipatuhi, yaitu amati karya, amati geni, amati lelungan, dan amati lelanguan. “Dari empat pantangan catur brata penyepian ini, dimaksudkan bagi umat Hindu untuk melakukan introspeksi diri akan seberapa jauh tingkat pendekatan rohani yang telah dicapai,” sebut Dewi, sapaan akrabnya.

 

Dia mengaku UKKH telah melakukan berbagai persiapan untuk Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 yang jatuh pada Rabu tanggal 22 Maret 2023, mulai dari pembuatan penjor hingga beribadah bersama. “Pada hari Minggu kemarin kami UKKH membuat penjor secara bersama-sama, dan hari ini kami ikut mengarak ogoh ogoh setelah itu dilanjutkan dengan sembahyang bersama di Pura Segara Kenjeran,” ujarnya saat dijumpai wawancara pada Selasa kemarin (21/3).

 

Sementara itu, Dewi juga menuturkan pemasangan penjor lebih sering dijumpai pada upacara kuningan dan galungan, tetapi UKKH memiliki alasan tersendiri memasang penjor pada perayaan Hari Raya Nyepi. “Sebagai Kampus Nasionalis yang menjunjung toleransi antar umat beragama, melalui pemasangan penjor ini kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa Untag Surabaya ikut merayakan Hari Raya Nyepi,” tutur mahasiswa semester empat.

 

Melengkapi perayaan hari besar tersebut, penjor yang dipercaya sebagai persembahan kepada Hyang Betara Gunung Agung. Diungkapkan oleh Dewi, Gunung merupakan istana Tuhan dengan berbagai manifestasinya. “Bagi umat Hindu di Bali penjor merupakan simbol gunung yang dianggap suci tempat bersemayamnya Hyang Bathara Putra Jaya beserta Dewa dan para leluhur,” ungkap mahasiswa Prodi Administrasi Negara.

Tercatat dalam lontar Jayakasunu, dalam mitologi Gunung Agung, penjor dikenal sebagai linggih Sang Hyang Naga Basuki. Lebih lanjut Dewi menuturkan penjor yang dihias untuk upacara adat merupakan simbol Naga.


Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya